Berdasarkan Global Nutrition Report pada tahun 2018, tingkat stunting Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Kamboja. Berbagai upaya pencegahan stunting pada anak pun perlu dilakukan agar kondisi ini tidak semakin memburuk.
Pencegahan stunting adalah hal yang penting karena dampaknya bisa terjadi hingga jangka panjang. Anak yang stunting akan menjadi lebih mudah sakit, kecerdasannya akan berkurang, serta fungsi tubuhnya tidak seimbang. Lantas, bagaimana cara mencegah stunting?
Pencegahan stunting sejak masa kehamilan
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, dan stimulasi yang tak memadai. Kurangnya asupan nutrisi pada ibu hamil juga bisa memicu stunting.
Kecukupan nutrisi sangatlah penting dalam cara mencegah stunting pada anak, terutama di 1.000 hari pertama kehidupannya.
Kondisi ini tidak bisa dicegah hanya dengan pemberian satu suplemen nutrisi, tapi harus melalui pemberian kombinasi suplemen yang akan berpengaruh pada seluruh aspek perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental.
Sebagai solusinya, berikut adalah program pencegahan stunting Kemenkes yang bisa dilakukan:
1. Pemeriksaan Kehamilan Rutin
2. Memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil
3. Pemberian ASI eksklusif
4. Menciptakan lingkungan yang bersih
5. Pemberian MPASI yang sehat
6. Konsisten memantau tumbuh kembang anak
7. Pemberian imunisasi lengkap
Dampak stunting pada anak
Penting untuk melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak. Sebab, stunting dapat menimbulkan berbagai dampak yang mengkhawatirkan. Kondisi ini bisa mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang hingga rentan terserang penyakit.
Berikut adalah dampak stunting pada anak dalam jangka pendek dan panjang.
- Dampak jangka pendek
Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan gangguan kecerdasan dan ukuran fisik tubuh yang tidak optimal. Anak juga bisa mengalami gangguan metabolisme yang mempengaruhi kesehatannya.
- Dampak jangka panjang
Dampak stunting dalam jangka panjang dapat menyebabkan kapasitas intelektual menurun. Hal ini bisa membuat anak sulit menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa.
Selain itu, kurangnya gizi bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, jantung koroner, hingga stroke.
Maka dari itu, Pemerintah Desa Tunggilis dalam rangka pencegahan Stunting pada hari Jum’at tanggal 10 Juni 2022 melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Penyuluhan kepada Kader Posyandu yang dibuka langsung oleh Kepala Desa Tunggilis dan narasumber oleh Dida Meida, S.Km sebagai Tim Penggerak Desa Kecamatan Kalipucang.




